ASKEB V KEBIDANAN KOMUNITAS Dian Husada
welcome to my sweet blog! hope you will be satisfied with my result

Kamis, 28 Juni 2012

kelemahan pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan rujukan yang kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan suatu tanggung jawab yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan masyarakat. Kita ketahui bersama bahwa tingginya kematian ibu dan bayi merupakan masalah kesehatan yang dihadapi oleh bangsa kita. Pada pembelajaran sebelumnya, telah dibahas mengenai masalah 3T (tiga terlambat) yang melatar belakangi tingginya kematian ibu dan anak, terutama terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
Dengan adanya system rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditunjukan pada kasus yang tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu, kelancaran rujukan dapat menjadi factor yang menentukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, terutama dalam mengatasi keterlambatan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu atau bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit. Jika bidan lemah atau lalai dalam melakukannya, akan berakibat fatal bagi keselamatan ibu dan bayi
. Perawatan Kesehatan Anak Balita
Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Bidan yang bekerja di komunitas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan anak balita di rumah (keluarga), Puskesmas/Puskesmas pembantu, Posyandu, Polindes dan Taman Kanak-kanak.
1. Pelayanan kesehatan pada anak balita
a. Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala
b. Penyuluhan pada orang tua, menyangkut perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh kembang anak
c. Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya
d. Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan cara menanggulanginya
2. Kunjungan anak balitaBidan berkewajiban mengunjungi bayi yang ditolongnya atupun yang ditolong oleh dukun di bawah pengawasan bidan di rumah.
Ø Kunjungan ini dilakukan pada minggu pertama setelah persalinan. Untuk selanjutnya bayi bisa dibawa ke tempat bidan bekerja
Ø Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
Ø Kemudian pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan
Ø Setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak bet umur 24 bulan
Ø Selanjutnya pemeriksaan dilakukan satu kali se-tahun.
Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita antara lain:
Ø Pemeriksaan fisik anak ditakukan termasuk penimbangan berat badan
Ø Penyuluhan atau nasehat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan perbaikan gizi serta hubungan psiko sosial antar anak, ibu dan keluarga. Ibu diminta memperhatikan tumbuh kembang anak, pola makan dan tidur serta perkembangan prilaku dan sosial anak.
Ø Penjelasan tentang Keluarga Berencana
Ø Dokumentasi pelayanan
3. Pemeriksaan kesehatan anak balita
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan umum anak:
a. Bagaimana postur tubuhnya, kurus atau gemuk? b. Apakah da!am keadaan tenang? Mengantuk atau gelisah?
c. Bagaimana kondisi psikologis anak, marah, cengeng atau ramah?
d. Bagaimana kondisi kulit anak?
e. Apakah sesak napas atau tidak?
f. Bagaimanan kondisi matanya, cekung, ada kotoran, warna konjungtiva?
g. Bagaimana kesan pertumbuhan anak? Apakah sesuai antara berat badan, tinggi badan, dan perkembangan mentalnya?
Beberapa hal yang perlu dilakukan pada pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:
v Anak diperiksa dalam keadaan tanpa pakalan kecuali popok atau celana dalam
v Bila anak gelisah, pemeriksaan dilakukan di atas pangkuan ibu
v Ibu diminta membantu proses pemeriksaan agar berjalan lancar
v Berikan pengertian pada anak yang sudah besar dan mengerti tentang pemeriksaan
v Denyut nadi, suhu napas jangan lupa diperiksa